Metode dan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Anak-anak usia dini
dapat saja diberikan materi pelajaran,
diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja,
mereka bias diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner
menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan
cara-cara yang sesuai perkembangannya (Supriadi, 2002:40).
Kuncinya adalah pada
permainan atau bermain. Permainan atau bermain adalah kata kunci pada
pendidikan anak usia dini. Ia sebagai media sekaligus sebagai substansi
pendidikan itu sendiri, dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan
dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indera anak.
Bruner dan Dalson
dalam telaahnya, menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam
kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran
pendidikan itu sebagian besar diperoleh pada bermain. Sayangnya menurut Samples
bermain sebagai gagasan yang dikaitkan dengan pendidikan kurang mendapatkan
apresiasi dalam berbagai lingkungan budaya (Supriadi, 2002:40).
Bermain adalah salah
metode pendidikan anak usia dini yang kegiatannya serius tapi menyenangkan.
Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002:16) pendidikan bermain adalah aktifitas
yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau
pujian. Melalui pola pendidikan bermain, semua aspek perkembangan anak dapat
ditingkatkan. Dengan metode pendidikan bermain secara bebasanak dapat
berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan
menemukan hal-hal baru. Melalui pendidikan bermain pula, anak-anak juga dapat
mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental
intelektual dan spiritual. Oleh karena itu, metode pendidikan bermain pada anak
usia dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek.
Kritik yang ditujukan
kepada sejumlah TK bukan karena mereka mengajarkan berhitung, membaca, dan
menulis melainkan caranya yang salah seakan-akan menjadikan TK sebagai
miniature SD. Padahal PAUD itu sesuatu yang lain dengan landasan psikologis dan
pedagogis yang berbeda. Belajar Quantum dari De Porter & Hernacki serta
revolusi belajar yang dibawakan oleh Dryden & Vos meletakkan titik berat
pada “pendinian” belajar pada anak dengan memilih cara-cara yang sesuai, bukan
pengakademikan belajar pada anak usia dini – dua hal yang sangat besar perbedaannya (Supriadi, 2002:41).
Pendidikan dan
pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa
metode (Depdikbud, 1998), diantaranya yaitu :
1.
Bercerita
Bercerita
adalah menceritakan atau membacakan cerita yang mengandung nilai-nilai
pendidikan. Melalui cerita daya imajinasi anak dapat ditingkatkan. Bercerita
dapat disertai gambar maupun dalam bentuk lainnya seperti panggung boneka.
Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak
untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita selesai. Cerita tersebut
akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kebutuhan anak.
2.
Bernyanyi
Bernyanyi
adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang mengandung unsur pendidikan. Dengan
bernyanyi anak dapat terbawa kepada situasi emosional seperti sedih dan
gembira. Bernyanyi juga dapat menumbuhkan rasa estetika.
3.
Berdarmawisata
Darmawisata
adalah kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang sesuai dengan bahan
kegiatan yang sedang dibahas dilingkungan kehidupan anak. Kegiatan tersebut
dilakukan diluar lingkungan kehidupan anak. Kegiatan tersebut dilakukan diluar
ruangan terutama untuk melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung
berbagai keadaan atau peristiwa dilingkungannya. Hal ini dapat diwujudkan
antara lain melalui darmawisata ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan lainnya.
4.
Bermain peran
Bermain
peran adalah permainan yang dilakukan untuk memerankan tokoh-tokoh,
benda-benda, dan peran-peran tertentu sekitar anak. Bermain peran merupakan
kegiatan menirukan perbuatan orang lain disekitarnya. Dengan bermain peran,
kebiasaan dan kesukaan anak untuk meniru akan tersalurkan serta dapat
mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan
yang dilaksanakan.
5.
Peragaan (Demonstrasi)
Peragaan
adalah kegiatan dimana tenaga pendidik atau tutor memberikan contoh terlebih
dahulu, kemudian ditirukan oleh anak-anak. Peragaan ini sesuai untuk melatih
keterampilan dan cara-cara yang memerlukan contoh yang benar.
6.
Pemeberian Tugas
Pemberian
tugas merupakan metode pendidikan anak usia dini yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah
dipersiapkan sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan tugas
secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.
7.
Latihan
Latihan
adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya kemampuyan psikomotorik
yang menuntut koordinasi anatara otot-otot dengan mata dan otak. Latihan
diberikan sesuai dengan langkah-langkah secara berurutan.