Rabu, 25 Juli 2012

Metode  dan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran,  diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bias diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai perkembangannya (Supriadi, 2002:40).
Kuncinya adalah pada permainan atau bermain. Permainan atau bermain adalah kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Ia sebagai media sekaligus sebagai substansi pendidikan itu sendiri, dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indera anak.
Bruner dan Dalson dalam telaahnya, menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran pendidikan itu sebagian besar diperoleh pada bermain. Sayangnya menurut Samples bermain sebagai gagasan yang dikaitkan dengan pendidikan kurang mendapatkan apresiasi dalam berbagai lingkungan budaya (Supriadi, 2002:40).
Bermain adalah salah metode pendidikan anak usia dini yang kegiatannya serius tapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002:16) pendidikan bermain adalah aktifitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui pola pendidikan bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan metode pendidikan bermain secara bebasanak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui pendidikan bermain pula, anak-anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spiritual. Oleh karena itu, metode pendidikan bermain pada anak usia dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek.
Kritik yang ditujukan kepada sejumlah TK bukan karena mereka mengajarkan berhitung, membaca, dan menulis melainkan caranya yang salah seakan-akan menjadikan TK sebagai miniature SD. Padahal PAUD itu sesuatu yang lain dengan landasan psikologis dan pedagogis yang berbeda. Belajar Quantum dari De Porter & Hernacki serta revolusi belajar yang dibawakan oleh Dryden & Vos meletakkan titik berat pada “pendinian” belajar pada anak dengan memilih cara-cara yang sesuai, bukan pengakademikan belajar pada anak usia dini – dua hal yang sangat  besar perbedaannya (Supriadi, 2002:41).
Pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode (Depdikbud, 1998), diantaranya yaitu :
1.      Bercerita
Bercerita adalah menceritakan atau membacakan cerita yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Melalui cerita daya imajinasi anak dapat ditingkatkan. Bercerita dapat disertai gambar maupun dalam bentuk lainnya seperti panggung boneka. Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita selesai. Cerita tersebut akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan anak.
2.      Bernyanyi
Bernyanyi adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang mengandung unsur pendidikan. Dengan bernyanyi anak dapat terbawa kepada situasi emosional seperti sedih dan gembira. Bernyanyi juga dapat menumbuhkan rasa estetika.
3.      Berdarmawisata
Darmawisata adalah kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas dilingkungan kehidupan anak. Kegiatan tersebut dilakukan diluar lingkungan kehidupan anak. Kegiatan tersebut dilakukan diluar ruangan terutama untuk melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung berbagai keadaan atau peristiwa dilingkungannya. Hal ini dapat diwujudkan antara lain melalui darmawisata ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan lainnya.
4.      Bermain peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan untuk memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, dan peran-peran tertentu sekitar anak. Bermain peran merupakan kegiatan menirukan perbuatan orang lain disekitarnya. Dengan bermain peran, kebiasaan dan kesukaan anak untuk meniru akan tersalurkan serta dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
5.      Peragaan (Demonstrasi)
Peragaan adalah kegiatan dimana tenaga pendidik atau tutor memberikan contoh terlebih dahulu, kemudian ditirukan oleh anak-anak. Peragaan ini sesuai untuk melatih keterampilan dan cara-cara yang memerlukan contoh yang benar.
6.      Pemeberian Tugas
Pemberian tugas merupakan metode pendidikan anak usia dini yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan tugas secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.
7.      Latihan
Latihan adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya kemampuyan psikomotorik yang menuntut koordinasi anatara otot-otot dengan mata dan otak. Latihan diberikan sesuai dengan langkah-langkah secara berurutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar