Sabtu, 18 April 2015

PENAWARAN UANG DAN KEGIATAN EKONOMI NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang Masalah
Semenjak beberapa abad yang lalu ahli-ahli ekonomi telah menganalisis efek dari perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis-analisis yang menjelaskan tentang perhubungan di antara penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan.
Sehingga permulaan abad ini analisis ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai uang terutama membahas tentang cirri-ciri pertalian antara penawaran uang dengan tingkat harga. Akan tetapi semenjak masa Keynes, analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai efek perubahan penawaran uang ke atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Pandangan-pandangan tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini. Disamping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah mengenai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya makalah ini akan membicarakan dua sebagai berikut :
        i.            Teori-teori keuangan yang utama, yakni teori kuantitas, teori sisa tunai yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Klasik dan teori keuangan Keynes.
      ii.            Kebijakan moneter, yakni langkah-langkah pemerintah (melalui bank sentral) untuk mengendalikan kegiatan ekonomi negara dan harga-harga dengan cara mengendalikan perubahan-perubahan dalam penawaran uang dan tingkat bunga.

1.2   Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah hubungan antara penawaran uang dengan tingkat harga menurut para ahli ?
2.      Bagaimanakah efek perubahan penawaran yang dalam analisis AD-AS ?
3.      Bagaimanakah kebijakan moneter dan kegiatan ekonomi ?

1.3   Manfaat Penulisan
Secara garis besar, penulisan makalah ini bermaksud memperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui hubungan antara penawaran uang dengan tingkat harga menurut para ahli.
2.      Untuk mengetahui efek perubahan penawaran yang dalam analisis AD-AS.
3.      Untuk mengetahui kebijakan moneter dan kegiatan ekonomi.























BAB II
PEMBAHASAN


2.1   Penawaran Uang dan Harga : Pandangan Klasik
Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes, terutama ahli-ahli ekonomi Klasik, menumpukkan analisis mereka kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk yakni Teori Kuantitas dan Teori Sisa Tunai. Dalam uraian yang akan dibuat, dengan nyata akan dapat dilihat bahwa kedua-dua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yakni Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama. Pertambahan penawaran uang sebanyak 5% akan menaikkan harga pada tingkat 5% juga. Apabila tidak terdapat perubahan dalam penawaran uang, harga juga tidak berubah.
PERSAMAAN PERTUKARAN
Teori kuantitas uang biasanya diterangkan dengan menggunakan persamaan pertukaran yang dinyatakan :
MV = PT
Dimana M adalah Penawaran Uang, V adalah Laju Perederan Uang, P adalah Tingkat Harga dan T adalah Jumlah Barang-Barang dan Jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
Didalam persamaan tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam pengertian yang sempit (M1). Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran tambah uang bank atau uang giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang terseia berpindah tangan dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu. Apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali untuk transaksi dalam setahun maka nilai V adalah lima. Tingkat harga, atau P, memberikan gambaran tentang indeks harga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Adalah tidak mungkin untuk menunjukkan tingkat perubahan harga dari berbagai macam barang karena dalam perekonomian terdapat beribu barang dengan tingkat perubahan harga yang berbeda. Oleh karena itu dalam persamaan yang diatas yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga. Perubahan ini menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
                    i.            Ia adalah nilai fisikal dan bukan nilai uang
                  ii.            Ia meliputi barang-barang jadi maupun barang setengah jadi.

Oleh karena itu PT tidak sama nilainya dengan pendapatan nasional. Nilai PT lebih besar dari pendapatan nasional karena ia meliputi pula nilai transaksi barang-barang setengah jadi. Dalam uraian mengenai pendapatan nasional telah dijelaskan bahwa pendapatan nasional adalah nilai barang-barang jadi yang diproduksikan dalam sesuatu negara pada satu tahun tertentu.
Teori Kuantitas Uang ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
MVy = Y
Dimana M adalah penawaran uang, Vy adalah laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang jadi saja, dan Y adalah pendapatan nasional. Nilai Y adalah sama dengan tingkat harga dikalikan dengan jumlah barang-barang jadi yang diperjualbelikan. Dengan demikian Y adalah lebih kecil dari PT. Sebagai akibat dari keadaan ini maka Vy adalah lebih kecil dari V.

TEORI KUANTITAS UANG
Pandangan dari teori kuantitas uang dapat diringkaskan sebagai berikut : Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan perubahan kedua variabel tersebut adalah ke arah yang sama. Apabila penawaran uang bertambah sebanyak 5%, maka harga-harga bertambah sebanyak 5% dan apabila penawaran uang berkurang sebanyak 5% maka harga-harga juga akan berkurang sebanyak 5%.

Asumsi dan Pandangan Teori Kuantitas
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong ahli-ahli ekonomi klasik. Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi berikut :
1.      Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli-ahli ekonomi klaik kelajuan peredaran uang tergantung kepada beberapa factor teknikal seperti system pembayaran gaji, cirri-ciri kegiatan perdaganagan, efisiensi system pengangkutan dan kepadatan penduduk. Factor-faktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.
2.      Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi, oleh karena itu jumlah barang-barang adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Disamping itu penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh oleh karena, sesuai dengan Rumusan Say, setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat. Maka untuk memaksimumkan untung mereka akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah  maupun berkurang.

TEORI SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli ekonomi Inggris, yakni Alfred Marshall dari Cambridge, mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga menerangkan sifat hubungan diantara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini juga berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Teori sisa  tunai diterangkan dengan menggunakan persamaan berikut :
                        M = kPT
Dimana M, P, dan T mempunyai arti yang sama dengan M, P, dan T dalam persamaan MV = PT.
Dalam teori sisa tunai k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang mereka dalam bentuk tunai. Sekiranya 20 persen dari pendapatan akan dipegang masyarakat dalam bentuk tunai, maka k = 1/5. Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan persamaan teori kuantitas adalah MV = PT. Dengan demikian M/k = MV, atau k = 1/V.

KRITIK-KRITIK KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG
Sehingga ke masa kini pandangan-pandangan pokok teori kuantitas uang masih mendapat sokongan yang kuat dari segolongan ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli ekonomi modern yang menyokong teori kuantitas uang dikenal sebagai Golongan Monetaris. Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran uang agar inflasi dapat dihindari dan perekonomian dapat berkembang dengan teguh. Berdasarkan kepeda keyakinan ini golongan Monetaris berpendapat bahwa kebijakan moneter adlah alat yang paling efektif untuk mengendalikan kegiatan ekonomi.
Kritik-kritik utama yang dikemukakan ke atas teori kuantitas diterangkan sebagai berikut :
1.      Pemisalan bahwa T adalah tetap, Kurang Tepat. Asumsi ini erat hubungannya dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Oleh karena ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya mereka berpendapat bahwa jumlah barang-barang dalam perekonomian tak dapat ditambah, maka T tetap. Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak selalu dicapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak menggunakan factor-faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan pengangguran. Oleh karena itu jumlah barang-barang (T) masih boleh ditambah.
2.      Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang. Disamping faktor-faktor yang disebutkan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik, banyak lagi factor-faktor lain yang mempengaruhi kelajuan peredaran uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran masyarakat, dan ini mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka berbelanja sekarang dari masa akan datang, maka peredaran uang bertambah cepat. Dalam jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang. Dengan demikian terdapat factor-faktor penting dalam jangka pendek dan jangka panjang yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
3.      Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang diterangkan oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi menghadapi masalah pengangguran, persamaan MV = PT tidak dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan jumlah produksi bertambah mengikuti pertambahan penawaran uang ? adakah P dan T akan bertambah ? atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah ? Jawaban manakah dari ketiga pertanyaan ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak diterangkan oleh teori kuantitas.
4.      Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan kegiatan tukar-menukar dan transaksi dengan menggunakan uang. Dalam persamaan MV = PT, masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan membiayai transaksi saja. Berdasarkan persamaan MV = PT, harga-harga akan tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5% diikuti oleh pertambahan M sebanyak 5% juga. Ini menunjukkan persamaan MV = PT menganggap bahwa uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori Keynes uang digunakan juga untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi.
5.      Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga. Dalam teori kuantitas tidak diperhatikan efek perubahan dari penawaran uang ke atas suku bunga. Ini disebabkan karena dalam teori Klasik, suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa penawaran uang tidak mempengaruhi suku bunga. Pandangan golongan Keynesian adalah berbeda. Menurut golongan Keynesian penawaran uang mempengaruhi suku bunga.

2.2   Teori Keuangan Keynes
Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, berikut :
        i.            Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang.
      ii.            Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
    iii.            Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.
Dalam hal (iii) Keynes juga menjelaskan masalah yang akan dihadapi apabila dalam perekonomian wujud keadaan yang dinamakan perangkap kecairan. Hal (i) dan (ii) akan diterangkan dalam bagian ini, sedangkan hal (iii) diterangkan dalam bagian berikut.

TUJUAN-TUJUAN MEMEGANG UANG
Didalam analisis Keynes masyarakat meminta (memegang) uang untuk tiga tujuan yakni : untuk transaksi, untuk berjaga-jaga, dan untuk spekulasi.
Permintaan Uang untuk Transaksi
Memegang uang untuk membayar transaksi merupakan tujuan memegang uang yang paling penting. Didalam perekonomian modern dimana tingkat spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi atau jual beli. Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin wujud apabila pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang karena dengan ini pemilik uang dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang mereka perlukan. Keadaan ini akan mendorong orang untuk melakukan spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dengan kemahirannya, dan memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Sebagian besar dari uang yang diterima dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan, pakaian, dan pengeluaran lainnya.
Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga
Disamping untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh masyarakat untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain dimasa depan. Uang yang disisihkan untuk tujuan ini dinamakan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Masa depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa depan semakin bertambah baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan dihadapi. Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti, terutama untuk menghadapai masa kesusahan, sebagian uang yang diminta masyarakat digunakan untuk menghadapi masalah kesusahan di masa yang akan datang.

Permintaan Uang untuk Spekulasi
Dalam ekonomi modern, dimana institusi keuangan sudah berkembang, masyarakat menggunakan pula uangnya untuk tujuan spekulasi, yakni disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan treasury bill. Dalam menggunakan uang untuk tujuan spekulasi ini, suku bunga atau dividen yang diperoleh dari memiliki surat-surat berharga tersebut sangat penting dalam menentukan besarnya jumlah permintaan uang. Apabila suku bunga atau dividen surat-surat berharga itu tinggi, masyarakat akan menggunakan uang untuk membeli surat-surat berharga tersebut. Akan tetapi apabila suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, mereka akan lebih suka menyimpan uangnya daripada membeli surat-surat berharga.

PERMINTAAN UANG DALAM GRAFIK
Yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uan yang diminta oleh masyarakat untuk ketiga tujuan memegang uang, yaitu tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga mempunyai sifat yang berbeda dengan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak uang diperlukan untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Sedangkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi, permintaan uang untuk spekulasi rendah karena uang telah digunakan untuk membeli surat-surat berharga. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga rendah, maka permintaan uang untuk spekulasi tinggi dikarenakan masyarakat tidak bersedia melakukan pembelian surat-surat berharga dan akan memegang uang. Ciri-ciri dari tiap-tiap tujuan memegang uang dapat digambarkan seperti dalam gambar berikut :


Gambar 9.1
Permintaan Uang dalam Grafik

Kurva Mtp dalam gambar (a) adalah kurva permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Seperti telah diterangkan, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional. Sifat hubungan inilah yang ditunjukkan dalam gambar tersebut. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang yang diminta dan sumbu tegak menunjukkan pendapatan nasional. Kurva Mtp bergerak dari bawah kiri ke atas-kanan dan bermula dari titik origin. Kurva seperti ini berarti, semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi permintaan uang untuk transaksi. Ketika pendapatan nasioanl Ya permintaan uang adalah Ma dan ketika pendapatan nasional Yb, permintaan uang adalah Mb. Sifat hubungan ini digambarkan oleh kurva Mtp.
Gambar (b) menunjukkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang yang digunakan untuk tujuan spekulasi, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga. Pada suku bunga sebesar r0, jumlah uang yang diminta adalah M0, dan pada suku bunga sebesar r1, jumlah uang yang diminta adalah M1. Maka kurva Msp, adalah kurva permintaan uang untuk spekulasi, dan cirri-cirinya adalah semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Maksudnya adalah semakin rendah suku bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang dan tidak menggunakannya untuk spekulasi.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG, DAN SUKU BUNGA
Telah diterangkan bahwa menurut para ahli-ahli ekonomi Klasik, suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan dana untuk investasi, pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan Keynes. Dalam teori Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Seperti yang telah diterangkan, dalam teori Keynes permintaan ke atas uang ditentukan oleh kebutuhan akan uang untuk tiga tujuan berikut : tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi.

Gambar 9.2
Permintaan Uang untuk dalam Ekonomi

Grafik Permintaan Uang
Grafik (a) menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Oleh karena ia tidak ditentukan oleh suku bunga, maka kurva Mtp adalah tidak elastic sempurna (tegak lurus). Kurva Msp dalam grafik (b) adalah permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan uang dalam masyarakat, yaitu MD, yang meliputi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dan spekulasi ditunjukkan dalam grafik (c). Kurva MD diperoleh dari menjumlahkan kurva Mtp dengan kurva Msp. Kuva MD menunjukkan bahwa pada suku bunga sebesar r0 permintaan uang dalam perekonomian adala D0 dan pada suku bunga r1 permintaan uang dalam perekonomian adalah D1.

Gambar 9.3
Permintaan Uang, Penawaran Uang, dan Suku Bunga


Grafik Penawaran Uang
Dalam Gambar 9.3 ditunjukkan kurva permintaan dan penawaran uang dalam perekonomian dan bagaimana kedua-dua factor menentukan suku bunga. Kurva MD adalah kurva permintaan uang dan ditentukan dengan cara seperti yang telah ditunjukkan dalam Gambar 9.2. Sedangkan kurva MS0 dan MS1 adalah kurva penawaran uang. Jumlah penawaran uang dalam suatu masa tertentu ditentukan oleh pemerintah melalui bank sentral dan jumlahnya tetap dalam jangka pendek. Maka kurva penawaran uang adalah tidak elastic sempurna (tegak lurus). Perubahan dalam penawaran uang ditunjukkan oleh pergerakan-pergerakan kurva tersebut. Pergerakan ke kiri berarti penawaran uang turun. Dan pergerakan ke kanan berarti penawaran uang bertambah.

Grafik Penentuan Suku Bunga
Suku bunga dalam ekonomi ditentukan oleh keseimbangan dalam permintaan dan penawaran uang. Asumsikan pada mulanya jumlah penawaran uang adalah MS0. Kurva ini bersilang dengan kurva MD pada E0 dan ini berarti bahwa suku bunga adalah r0. Seterusnya asumsikan pula penawaran uang bertambah dan menjadi MS1. Kurva ini bersilang dengan MD di E1 dan ini berarti suku bunga turun menjadi r1. Contoh ini menunjukkan bahwa perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan mempengaruhi suku bunga.

2.3   Uang dan Kegiatan Ekonomi : Pandangan Keynes
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik, menyatakan perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan tingkat harga, tetapi perubahan ini tidak menimbulkan efek ke atas tingkat produksi dan kegiatan ekonomi negara. Perekonomian akan tetap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Pandangan tersebut berbeda dengan pandangan Keynes. Uraian ini menerangkan teori Keynes mengenai efek penawaran uang dan perubahannya ke atas kegiatan ekonomi negara.

MEKANISME TRANSMISI
Seperti yang telah diterangkan, analisis Keynes berkeyakinan bahwa pengangguran selalu wujud dan menyebabkan tingkat kegiatan dalam ekonomi belum mencapai tingkat yang maksimum. Keadaan ini dapat diperbaiki melalui dua pendekatan atau kebijakan : (i) menaikkan pengeluaran agregat melalui perubahan pengeluaran pemerintah dan komponen pengeluaran agregat lain (seperti ekspor dan investasi) dan membuat perubahan dalam system pajak pemerintah, dan (ii) menambah penawaran uang. Hal dalam (i) telah diterangkan dalam Bab Lima. Bagian ini akan menerangkan efek pertambahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi. Analisis Keynes menunjukkan bahwa pertambahan penawaran uang akan dapat menambah pendapatan nasional. Teori Keynes tidak menunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi tingkat harga.
Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara dapat dibedakan kepada tiga tahap perubahan yang berikut :
        i.            Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan ke atas suku bunga.
      ii.            Selanjutnya perubahan suku bunga akan mengubah jumlah investasi.
    iii.            Perubahan investasi mengubah pengeluaran dan akhirnya pendapatan nasional.

Rangkaian Peristiwa yang Berlaku
Rangkaian peristiwa-peristiwa yang dinyatakan di atas dinamakan mekanisme transmisi yakni suatu rangkaian peristiwa yang menggambarkan efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.


Gambar 9.4
Mekanisme Transmisi
Mekanisme Transmisi, yang menggambarkan efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara, ditunjukkan dalam Gambar 9.4. Grafik (a) menggambarkan efek pertambahan penawaran uang ke atas suku bunga. Pertambahan penawaran uang dari MS0 menjadi MS1 menyebabkan suku bunga merosot dari r0 menjadi r1. Efek perubahan suku bunga ke atas investasi ditunjukkan dalam gambar (b). pada ketika tingkat bunga adalah r0 tingkat investasi swasta adalah I0. Penurunan suku bunga menjadi r1 menyebabkan investasi bertambah menjadi I1. Ini berarti investasi bertambah sebanyak . Dalam gambar (c) ditunjukkan efek dari pertambahan investasi ( ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Sebelum berlaku kenaikan investasi, pengeluaran agregat adalah AE0. Maka pendapatan nasional adalah Y0. Kenaikan investasi sebanyak  menaikkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1. Sebagai akibatnya pendapatan nasional bertambah, dan akan mencapai Y1. Dari uraian ini nyatalah bahwa perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional. Pertambahan penawaran uang akan menambah pendapatan nasional dan kesempatan kerja, sedangkan pengurangan penawaran uang akan menurunkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Teori Keuangan Keynes dan Tingkat Harga
Teori keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan penawaran uang dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat harga diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.

PERANGKAP LIKUIDITAS
Perangkap Likuiditas adalah suatu keadaan dimana suku bunga dalam perekonomian mencapai tingkat yang sangat rendah dan menyebabkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi menjadi elastic sempurna. Oleh karena cirri ini maka pada suku bunga yang rendah tersebut permintaan uang dalam perekonomian juga akan menjadi elastis sempurna.


Gambar 9.5
Perangkap Likuiditas

KETERANGAN :
Asumsikan pada mulanya penawaran uang adalah MS0. Pada tingkat penawaran ini, kurva permintaan uang MD (Dm) menyilang MS0 di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa suku bunga adalah empat persen. Asumsikan pemerintah menambah penawaran uang sehingga menjadi MS1. Perubahan ini menyebabkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang di capai di E1 dan berarti suku bunga adalah dua persen. Semenjak titik E1 kurva permintaan uang telah menjadi elastic sempurna. Sebagai akibatnya, apabila penawaran uang terus ditambah, tingkat bunga tidak  akan turun lagi. Sebagai contoh, kenaikan penawaran uang dari MS1 ke MS2 menyebabkan keseimbangan berubah dari E1 menjadi E2. Pada keseimbangan yang baru ini suku bunga tetap sebanyak dua persen.

2.4   Efek Perubahan Penawaran Uang dalam Analisis AD-AS
Selain menerangkan dengan menggunakan analisis Y = AE, efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan ekonomi negara dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis AD-AS. Hal tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut. Pertama sekali akan diterangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan menggeser kurva AD. Sesudah itu akan ditunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang mempengaruhi keseimbangan AD-AS.


Gambar 9.6
Efek Perubahan Penawaran Uang ke Atas Kegiatan Kurva AD


EFEK PERUBAHAN PENAWARAN UANG KE ATAS KURVA AD
Perhatikan Gambar 9.6. dalam grafik (a) ditunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi keseimbangan Y = AE dan pendapatan nasional. Pada awalnya diasumsikan pengeluaran agregat adalah AE0 dan tingkat harga adalah P0. Pengeluaran agregat tersebut akan menyebabkan keseimbangan pendapatan nasional di capai di E0 dan dengan demikian pada mulanya pendapatan nasional adalah Y0. Sesuai dengan keadaan keseimbangan yang asal ini, dala gambar (b) ditunjukkan kurva AD yang melalui titik A yang menggambarkan tingkat harga adalah P0 dan pendapatan nasional riil adalah Y0.
Perubahan penawaran uang, seperti ditunjukkan dalam analisis mengenai mekanisme transmisi, akan mengalihkan kurva AE0. Apabila penawaran uang berkurang kurva AE0 akan bergeser ke bawah, misalnya menjadi AE1. Keseimbangan ekonomi negara dicapai di E1 dan pendapatan nasional berkurang kepada Y1. Perubahan ini berlaku pada tingkat harga yang tidak berubah, yaitu pada P0. Dengan demikian, dalam analisis AD-AS, keseimbangan di E1 digambarkan oleh titik B pada grafik (b). perubahan yang sebaliknya, yaitu apabila penawaran uang bertambah, kurva pengeluaran agregat akan ke atas, misalnya menjadi AE2. Keseimbangan pendapatan nasional akan berubah ke E2 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y2. Dalam analisis AD-AS, keseimbangan ini ditunjukkan oleh titik C. Titik ini menggambarkan sampai dimana kurva AD0 bergerak apabila penawaran uang bertambah. Pertambahan ini menyebabkan AD0 bergeser menjadi AD2.

EFEK PERUBAHAN PENAWARAN UANG KE ATAS KESEIMBANGAN AD-AS
Dalam analisis sebelum ini ditunjukkan bagaimana pengurangan atau pertambahan penawaran uang akan mempengaruhi kurva AD. Analisis di bagian ini seterusnya akan menunjukkan bagaimana kenaikan itu mempengaruhi keseimbangan AD-AS. Dua keadaan akan ditunukkan, yakni (i) keadaan dimana kurva AS adalah landai, dan (ii) keadaan dimana kurva AS curam.

Gambar 9.7
Pertambahan Penawaran Uang dan Keseimbangan AD-AS

Keadaan 1 : Kurva AS Landai
Perhatikan Gambar 9.7. Perhatikan kurva AD dan kurva AS0 yang bentuknya landai. Keseimbangan AD-AS yang asal adalah di E. dengan demikian tingkat harga adalah P0 dan pendapatan nasional riil Y0. Pertambahan penawaran uang mengalihkan kurva AD menjadi AD1 dan menyebabkan keseimbangan bergeser ke E1. Kedudukan keseimbangan ini menunjukkan tingkat harga mengalami kenaikan yang relative kecil (dari P0 menjadi P1) dan pendapatan nasional riil mengalami kenaikan yang relative besar (dari Y0 menjadi Y1).

Keadaan 2 : Kurva AS Curam
Sekarang perhatikan keseimbangan di antara AD dan AS dimana kurva AD adalah seperti yang diterangkan sebelum ini, tetapi kurva AS1 curam. Keseimbangan awal adalah pada titik E, yang juga pada tingkat harga (P0) dan pendapatan nasional riil (Y0) yang sama dengan pada keseimbangan pada Keadaan 1. Akan tetapi, seperti jelas dilihat dalam Gambar 9.7, perubahan keseimbangan yang berlaku berbeda sifatnya. Dalam Keadaan 2, harga mengalami kenaikan yang lebih tinggi (P0P2 dalam Keadaan 2 lebih besar dari P0P1 dalam Keadaan 1) dan pendapatan nasional riil mengalami pertambahan yang lebih rendah (Y0Y1 dalam Keadaan 1 adalah lebih besar dari Y0Y2 dalam Keadaan 2).

KESIMPULAN : PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
Dengan menggunakan analisis AD-AS sekrang dapatlah dibuat penilaian mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sesuatu negara. Dalam bab ini telah menerangkan dengan lebih terperinci dua pendapat yang dikemukakan, yaitu pandangan golongan Klasik (teori kuantitas) dan pandangan golongan Keynesian (analisis mekanisme transmisi).
Setelah kedua pandangan tersebut dikemukakan, Milton Friedman—pelopor golongan Monetaris, mengemukakan pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan pandangan teori kuantitas, tetapi pada waktu yang sama mempertimbangkan pandangan Keynes. Teori Friedman berpendapat bahwa pertambahan penawaran uang dapat menimbulkan kenaikan harga maupun kenaikan pendapatan nasional riil. Analisis AD-AS dapat membantu memahami pandangan Friedman tersebut. Dari gambaran dalam analisis Keadaan 1 dan Keadaan 2 dapat disimpulkan bahwa sampai dimana penawaran uang akan menimbulkan perubahan ke atas tingkat harga dan pendapatan nasional riil sangat tergantung kepada bentuk kurva AS. Apabila kurva AS landai, yang berlaku apabila dalam ekonomi terdapat banyak pengangguran, pendapatan nasional cenderung akan mengalami tingkat pertambahan yang tinggi. Sebaliknya, apabila pengangguran rendah dari kesempatan kerja penuh tercapai, pertambahan penawaran uang akan menimbulkan inflasi yang lebih cepat dan kenaikan yang relative kecil ke atas pendapatan nasional riil.
Menurut analisis AD-AS seterusnya dapat dibuktikan bahwa pandangan golongan Klasik dan Keynes tidak sepenuhnya benar. Pandangan Klasik kurang tepat karena (i) kesempatan kerja penuh tidak selalu tercapai oleh sebab itu T tidak berubah, dan (ii) kenaikan harga yang mungkin berlaku tidaklah sebesar seperti yang diramalkan oleh teori kuantitas, yaitu kenaikan harga adalah sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran uang. Sedangkan kelemahan teori Keynes adalah : analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga.

2.5   Kebijakan Moneter dan Kegiatan Ekonomi
Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan : Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian. Dalam masa deflasi penawaran uang perlu ditambah. Langkah ini akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan pengangguran berkurang. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian. Oleh sebab itu pengeluaran agregat perlulah dikurangi melalui pengurangan dalam penawaran uang dan kenaikan suku bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terdapat keseimbangan diantara pengeluaran dalam ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.

KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu :
        i.            Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal. Langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka.
      ii.            Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan.
    iii.            Membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank perdagangan.

Operasi Pasar Terbuka
Yakni langkah melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal.

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto
Dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank perdagangan, bank sentral harus memastikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada system bank. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank-bank perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang dikeluarkan nasabah-nasabahnya. Untuk mencapai tujuan ini ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank sentral. Yang pertama adalah dengan membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dan yang kedua adalah dengan member pinjaman kepada bank-bank yang menghadapi masalah dalam cadangannya, yaitu cadangannya adalah kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh peraturan.
Didalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh bank sentral : (i) dengan memberikan pinjaman atau (ii) dengan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank perdagangan yang memerlukan bantuan. Dalam melakukan pembelian surat-surat berharga, bank sentral hanya menerima surat-surat berharga yang mudah tunai seperti Sertifikat Bank Indonesia. Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-surat berharga seperti itu kepada bank sentral, maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat berharga. Didalam member pinjaman, bank sentral akan menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan atas pinjaman yang diterimanya. Juga bank sentral akan menerapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk mendiskontokan surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan dimana kegiatan ekonomi berada dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, bank sentral dapat mempertinggi kegiatan ekonomi dengan menurunkan suku diskonto. Dengan penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan untuk meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini akan menggalakkan mereka untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya, apabila bank sentral ingin mengurangi kegiatan ekonomi yang sudah mencapai tingkat yang terlalu tinggo, suku diskonto perlu dinaikkan. Kenaikan suku diskonto ini akan mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku bunga ke atas pinjaman-pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya para pengusaha enggan membuat pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang telah membuat pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu. Pada akhirnya kegiatan ekonomi negara akan menurun.

Mengubah Tingkat Cadangan Umum
Kesuksesan kedua jenis kebijakan moneter yang baru dibicarakan di atas sangat tergantung kepada apakah kebanyakan bank perdagangan mempunyai kelebihan cadangan atau tidak. Apabila kelebihan cadangan terdapat dalam kebanyakan bank perdagangan, kedua-dua tindakan di atas tidak dapat digunakan untuk membuat perubahan-perubahan dalam penawaran uang. Dengan adanya kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka dan mengubah suku diskonto tidak mewujudkan efek yang diharapkan. Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bank-bank perdagangan, didalam mempengaruhi penawaran uang, langkah bank sentral yang paling efektif adalah dengan mengubah tinkat cadangan minimum.

KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yakni :
        i.            Pengawalan pinjaman secara terpilih. Kebijakan ini dilakukan dengan menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.
      ii.            Pembujukan moral. Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu.

EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
Untuk melengkapi uraian mengenai kebijakan moneter, ada baiknya apabila ditunjukkan bagaimana kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Pada mulanya dimisalkan perekonomian menghadapi masalah kemunduran ekonomi dan pengangguran meningkat. Untuk mengatasi masalah ini bank sentral berusaha menambah penawaran uang dan menurunkan suku bunga. Telah diterangkan bahwa apabila penawaran uang bertambah, tingkat bunga akan turun, investasi akan meningkat, dan sebagai akibatnya pengeluaran agregat juga akan meningkat. Perubahan ini akan menimbulkan kurva AE ke atas dan kurva AD ke kanan. Efek dari perubahan ini kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat harga akan meningkat. Efek ini dapat dilihat pada Gambar 9.8 berikut.


Gambar 9.8
Efek Kebijakan Moneter ke Atas Keseimbangan AD-AS

KETERANGAN :
Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan moneter dalam analisis pengeluaran agregat-penawaran agregat (Y = AE). Pengeluaran agregat pada ketika ekonomi mengalami kemunduran adalah AE0 dan dengan demikian keseimbangan yang asal dicapai di E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Kebijakan moneter akan menambah pengeluaran agregat dan perubahan ini ditunjukkan oleh perubahan AE0 menjadi AE1 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1. Pertambahan pendapatan nasional ini akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.
Efek kebijakan moneter dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis AD-AS, seperti ditunjukkan dalam grafik (b). Keseimbangan asal—yaitu pada ketika perekonomian sedang mengalami kemunduran, dicapai di E0, yaitu titik persilangan di antara AD0 dan AS. Keseimbangan ini adalah sama dengan keseimbangan asal dalam analisis Y = AE. Maka harga pada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh karena kebijakan moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 dan menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1 dimana E0E1 = Y0Y1. Kurva AD1 memotong kurva AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan AD-AS yang baru efek dari melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan yang baru ini menunjukkan pendapatan nasional riil hanya meningkat dari Y0 menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1. Mengapakah dalam analisis AD-AS pada keseimbangan yang baru pendapatan nasional riil lebih rendah dari Y1 ? Hal itu bersumber dari efek berikut : Pertambahan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 akan meningkatkan harga-harga dan ini mengurangi pendapatan nasional riil dan pengeluaran agregat riil, yaitu hanya mencapai Y2.


















BAB III
PENUTUP


3.1   Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, kami mengambil kesimpulan bahwa perkembangan ekonomi yang semakin maju mengakibatkan masalah- masalah dan kegiatan dalam perekonomian pun semakin kompleks. Sehingga teori yang ada sebelumnya tidak dapat mejelaskan beberapa masalah yang terjadi dalam perekonomian. Seperti teori ekonomi klasik yang tidak bisa menjawab beberapa masalah dalam perekonomian karena teori ini mempunyai fokus pembahasan terhadap analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya teori ini identik dengan teori ekonomi mikro. Akibatnya banyak para ahli ekonomi yang membuat teori baru untuk mencoba menjelaskan tentang beberapa masalah perekonomian yang tidak bisa dijelaskan oleh teori sebelumnya. Salah satunya munculnya teori ekonomi makro (John Maynard Keynes) yang mencoba menjawab pertanyaan tentang beberapa masalah dalam perekonomian yang tidak bisa dijelaskan dalam teori sebelumnya (teori ekonomi klasik).

9 komentar: