BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semenjak beberapa abad
yang lalu ahli-ahli ekonomi telah menganalisis efek dari perubahan penawaran
uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis-analisis yang
menjelaskan tentang perhubungan di antara penawaran uang dengan tingkat harga
dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan.
Sehingga permulaan abad
ini analisis ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai uang terutama membahas tentang
cirri-ciri pertalian antara penawaran uang dengan tingkat harga. Akan tetapi
semenjak masa Keynes, analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai
efek perubahan penawaran uang ke atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Pandangan-pandangan
tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini. Disamping itu satu hal
penting lain yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah mengenai kebijakan
pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya
makalah ini akan membicarakan dua sebagai berikut :
i.
Teori-teori keuangan yang utama, yakni
teori kuantitas, teori sisa tunai yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Klasik dan
teori keuangan Keynes.
ii.
Kebijakan moneter, yakni langkah-langkah
pemerintah (melalui bank sentral) untuk mengendalikan kegiatan ekonomi negara
dan harga-harga dengan cara mengendalikan perubahan-perubahan dalam penawaran
uang dan tingkat bunga.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah hubungan antara penawaran
uang dengan tingkat harga menurut para ahli ?
2.
Bagaimanakah efek perubahan penawaran
yang dalam analisis AD-AS ?
3.
Bagaimanakah kebijakan moneter dan
kegiatan ekonomi ?
1.3 Manfaat
Penulisan
Secara garis besar,
penulisan makalah ini bermaksud memperoleh manfaat sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui hubungan antara
penawaran uang dengan tingkat harga menurut para ahli.
2.
Untuk mengetahui efek perubahan
penawaran yang dalam analisis AD-AS.
3.
Untuk mengetahui kebijakan moneter dan
kegiatan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penawaran
Uang dan Harga : Pandangan Klasik
Ahli-ahli ekonomi
sebelum Keynes, terutama ahli-ahli ekonomi Klasik, menumpukkan analisis mereka
kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga.
Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk yakni Teori Kuantitas dan
Teori Sisa Tunai. Dalam uraian yang akan dibuat, dengan nyata akan dapat
dilihat bahwa kedua-dua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Akan
tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yakni Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama
persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan
harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga
juga pada tingkat yang sama. Pertambahan penawaran uang sebanyak 5% akan
menaikkan harga pada tingkat 5% juga. Apabila tidak terdapat perubahan dalam
penawaran uang, harga juga tidak berubah.
PERSAMAAN
PERTUKARAN
Teori kuantitas uang
biasanya diterangkan dengan menggunakan persamaan pertukaran yang dinyatakan :
MV = PT
Dimana M adalah
Penawaran Uang, V adalah Laju Perederan Uang, P adalah Tingkat Harga dan T
adalah Jumlah Barang-Barang dan Jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
Didalam persamaan
tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam pengertian yang sempit (M1).
Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran tambah uang bank atau uang
giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang terseia berpindah tangan
dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu. Apabila penawaran uang digunakan
sebanyak lima kali untuk transaksi dalam setahun maka nilai V adalah lima.
Tingkat harga, atau P, memberikan gambaran tentang indeks harga atau tingkat
harga umum dalam ekonomi tersebut. Adalah tidak mungkin untuk menunjukkan
tingkat perubahan harga dari berbagai macam barang karena dalam perekonomian
terdapat beribu barang dengan tingkat perubahan harga yang berbeda. Oleh karena
itu dalam persamaan yang diatas yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam
indeks harga. Perubahan ini menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga
dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam
ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
i.
Ia adalah nilai fisikal dan bukan nilai
uang
ii.
Ia meliputi barang-barang jadi maupun
barang setengah jadi.
Oleh karena itu PT
tidak sama nilainya dengan pendapatan nasional. Nilai PT lebih besar dari
pendapatan nasional karena ia meliputi pula nilai transaksi barang-barang
setengah jadi. Dalam uraian mengenai pendapatan nasional telah dijelaskan bahwa
pendapatan nasional adalah nilai barang-barang jadi yang diproduksikan dalam
sesuatu negara pada satu tahun tertentu.
Teori Kuantitas Uang
ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
MVy = Y
Dimana M adalah penawaran uang, Vy
adalah laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang jadi
saja, dan Y adalah pendapatan nasional. Nilai Y adalah sama dengan tingkat
harga dikalikan dengan jumlah barang-barang jadi yang diperjualbelikan. Dengan
demikian Y adalah lebih kecil dari PT. Sebagai akibat dari keadaan ini maka Vy
adalah lebih kecil dari V.
TEORI
KUANTITAS UANG
Pandangan dari teori kuantitas uang
dapat diringkaskan sebagai berikut : Perubahan
dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas
harga-harga, dan perubahan kedua variabel tersebut adalah ke arah yang sama.
Apabila penawaran uang bertambah sebanyak 5%, maka harga-harga bertambah
sebanyak 5% dan apabila penawaran uang berkurang sebanyak 5% maka harga-harga
juga akan berkurang sebanyak 5%.
Asumsi
dan Pandangan Teori Kuantitas
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving
Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong ahli-ahli ekonomi klasik.
Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi berikut :
1. Laju
peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli-ahli ekonomi klaik kelajuan
peredaran uang tergantung kepada beberapa factor teknikal seperti system
pembayaran gaji, cirri-ciri kegiatan perdaganagan, efisiensi system
pengangkutan dan kepadatan penduduk. Factor-faktor ini tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara masyarakat untuk
menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.
2. Kesempatan
kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi, oleh karena itu jumlah barang-barang
adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Disamping itu penawaran tidak akan
pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh oleh karena,
sesuai dengan Rumusan Say, setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli
masyarakat. Maka untuk memaksimumkan untung mereka akan selalu memproduksikan
barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini berarti T adalah tetap
jumlahnya, ia tidak bertambah maupun
berkurang.
TEORI
SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher
mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli ekonomi Inggris, yakni Alfred
Marshall dari Cambridge, mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga
menerangkan sifat hubungan diantara penawaran uang dan tingkat harga. Teori
sisa tunai mempunyai pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini
juga berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan
perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Teori sisa tunai diterangkan dengan menggunakan
persamaan berikut :
M
= kPT
Dimana M, P, dan T mempunyai arti yang
sama dengan M, P, dan T dalam persamaan MV = PT.
Dalam teori sisa tunai k adalah bagian
dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang mereka dalam bentuk tunai.
Sekiranya 20 persen dari pendapatan akan dipegang masyarakat dalam bentuk
tunai, maka k = 1/5. Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan
persamaan teori kuantitas adalah MV = PT. Dengan demikian M/k = MV, atau k =
1/V.
KRITIK-KRITIK
KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG
Sehingga ke masa kini
pandangan-pandangan pokok teori kuantitas uang masih mendapat sokongan yang
kuat dari segolongan ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli ekonomi modern yang menyokong
teori kuantitas uang dikenal sebagai Golongan
Monetaris. Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran
uang agar inflasi dapat dihindari dan perekonomian dapat berkembang dengan
teguh. Berdasarkan kepeda keyakinan ini golongan Monetaris berpendapat bahwa
kebijakan moneter adlah alat yang paling efektif untuk mengendalikan kegiatan
ekonomi.
Kritik-kritik utama yang dikemukakan ke
atas teori kuantitas diterangkan sebagai berikut :
1.
Pemisalan bahwa T adalah tetap, Kurang
Tepat. Asumsi ini erat hubungannya dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Oleh karena ahli-ahli ekonomi Klasik
berpendapat kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya mereka
berpendapat bahwa jumlah barang-barang dalam perekonomian tak dapat ditambah,
maka T tetap. Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak
selalu dicapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak
menggunakan factor-faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan
pengangguran. Oleh karena itu jumlah barang-barang (T) masih boleh ditambah.
2.
Laju peredaran uang tidak selalu tetap
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Disamping faktor-faktor yang disebutkan
oleh ahli-ahli ekonomi Klasik, banyak lagi factor-faktor lain yang mempengaruhi
kelajuan peredaran uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran
masyarakat, dan ini mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang
lebih suka berbelanja sekarang dari masa akan datang, maka peredaran uang
bertambah cepat. Dalam jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi
keuangan mengurangi sisa tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang. Dengan
demikian terdapat factor-faktor penting dalam jangka pendek dan jangka panjang
yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
3.
Perhubungan diantara penawaran uang dan
harga adalah lebih rumit dari yang diterangkan oleh teori kuantitas. Apabila
ekonomi menghadapi masalah pengangguran, persamaan MV = PT tidak dapat
digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan
mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan
jumlah produksi bertambah mengikuti pertambahan penawaran uang ? adakah P dan T
akan bertambah ? atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah ? Jawaban
manakah dari ketiga pertanyaan ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak
diterangkan oleh teori kuantitas.
4.
Teori kuantitas hanya memperhatikan
fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan kegiatan tukar-menukar dan transaksi
dengan menggunakan uang. Dalam persamaan MV = PT, masyarakat dianggap meminta
uang untuk tujuan membiayai transaksi saja. Berdasarkan persamaan MV = PT,
harga-harga akan tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5% diikuti oleh
pertambahan M sebanyak 5% juga. Ini menunjukkan persamaan MV = PT menganggap
bahwa uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori
Keynes uang digunakan juga untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi.
5.
Teori kuantitas mengabaikan efek
perubahan penawaran uang ke atas suku bunga. Dalam teori kuantitas tidak
diperhatikan efek perubahan dari penawaran uang ke atas suku bunga. Ini
disebabkan karena dalam teori Klasik, suku bunga ditentukan oleh penawaran
tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi. Oleh sebab itu mereka
berpendapat bahwa penawaran uang tidak mempengaruhi suku bunga. Pandangan
golongan Keynesian adalah berbeda. Menurut golongan Keynesian penawaran uang
mempengaruhi suku bunga.
2.2 Teori
Keuangan Keynes
Teori keuangan Keynes
terutama menerangkan tiga hal, berikut :
i.
Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta
(menggunakan) uang.
ii.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat
bunga.
iii.
Efek perubahan penawaran uang ke atas
kegiatan ekonomi negara.
Dalam hal (iii) Keynes juga menjelaskan
masalah yang akan dihadapi apabila dalam perekonomian wujud keadaan yang dinamakan
perangkap kecairan. Hal (i) dan (ii) akan diterangkan dalam bagian ini,
sedangkan hal (iii) diterangkan dalam bagian berikut.
TUJUAN-TUJUAN
MEMEGANG UANG
Didalam analisis Keynes masyarakat
meminta (memegang) uang untuk tiga tujuan yakni : untuk transaksi, untuk
berjaga-jaga, dan untuk spekulasi.
Permintaan
Uang untuk Transaksi
Memegang uang untuk membayar transaksi
merupakan tujuan memegang uang yang paling penting. Didalam perekonomian modern
dimana tingkat spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk
melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi atau jual beli. Tingkat spesialisasi
yang tinggi hanya mungkin wujud apabila pertukaran dilakukan dengan menggunakan
uang karena dengan ini pemilik uang dapat dengan mudah menggunakannya untuk
membeli barang-barang yang mereka perlukan. Keadaan ini akan mendorong orang
untuk melakukan spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dengan kemahirannya,
dan memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Sebagian besar dari uang
yang diterima dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk membeli
kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan, pakaian, dan pengeluaran lainnya.
Permintaan
Uang untuk Berjaga-Jaga
Disamping untuk membiayai transaksi,
uang diminta pula oleh masyarakat untuk menghadapi keadaan kesusahan atau
masalah penting lain dimasa depan. Uang yang disisihkan untuk tujuan ini
dinamakan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Masa depan adalah keadaan
yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa depan semakin bertambah
baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan dihadapi. Untuk menghadapi
masa depan yang tidak pasti, terutama untuk menghadapai masa kesusahan,
sebagian uang yang diminta masyarakat digunakan untuk menghadapi masalah
kesusahan di masa yang akan datang.
Permintaan
Uang untuk Spekulasi
Dalam ekonomi modern, dimana institusi
keuangan sudah berkembang, masyarakat menggunakan pula uangnya untuk tujuan
spekulasi, yakni disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga
seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan treasury bill. Dalam
menggunakan uang untuk tujuan spekulasi ini, suku bunga atau dividen yang
diperoleh dari memiliki surat-surat berharga tersebut sangat penting dalam
menentukan besarnya jumlah permintaan uang. Apabila suku bunga atau dividen surat-surat
berharga itu tinggi, masyarakat akan menggunakan uang untuk membeli surat-surat
berharga tersebut. Akan tetapi apabila suku bunga dan tingkat pengembalian
modal rendah, mereka akan lebih suka menyimpan uangnya daripada membeli
surat-surat berharga.
PERMINTAAN
UANG DALAM GRAFIK
Yang dimaksud dengan permintaan uang
adalah jumlah uan yang diminta oleh masyarakat untuk ketiga tujuan memegang
uang, yaitu tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi.
Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga mempunyai sifat yang
berbeda dengan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan nasional. Semakin tinggi
pendapatan nasional, semakin banyak uang diperlukan untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga. Sedangkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh
suku bunga. Apabila suku bunga tinggi, permintaan uang untuk spekulasi rendah
karena uang telah digunakan untuk membeli surat-surat berharga. Sebaliknya, apabila
tingkat suku bunga rendah, maka permintaan uang untuk spekulasi tinggi
dikarenakan masyarakat tidak bersedia melakukan pembelian surat-surat berharga
dan akan memegang uang. Ciri-ciri dari tiap-tiap tujuan memegang uang dapat
digambarkan seperti dalam gambar berikut :
Gambar 9.1
Permintaan Uang
dalam Grafik
Kurva Mtp
dalam gambar (a) adalah kurva permintaan uang untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga. Seperti telah diterangkan, permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional.
Sifat hubungan inilah yang ditunjukkan dalam gambar tersebut. Sumbu datar
menunjukkan jumlah uang yang diminta dan sumbu tegak menunjukkan pendapatan
nasional. Kurva Mtp bergerak dari bawah kiri ke atas-kanan dan
bermula dari titik origin. Kurva seperti ini berarti, semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi permintaan uang
untuk transaksi. Ketika pendapatan nasioanl Ya permintaan
uang adalah Ma dan ketika pendapatan nasional Yb,
permintaan uang adalah Mb. Sifat hubungan ini digambarkan oleh kurva
Mtp.
Gambar (b) menunjukkan
permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang
yang digunakan untuk tujuan spekulasi, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga.
Pada suku bunga sebesar r0, jumlah uang yang diminta adalah M0,
dan pada suku bunga sebesar r1, jumlah uang yang diminta adalah M1.
Maka kurva Msp, adalah kurva permintaan uang untuk spekulasi, dan
cirri-cirinya adalah semakin rendah
suku bunga, semakin banyak permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Maksudnya adalah semakin rendah suku
bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang dan tidak
menggunakannya untuk spekulasi.
PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG, DAN SUKU BUNGA
Telah diterangkan bahwa menurut para
ahli-ahli ekonomi Klasik, suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan
permintaan dana untuk investasi, pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan
Keynes. Dalam teori Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
uang. Seperti yang telah diterangkan, dalam teori Keynes permintaan ke atas
uang ditentukan oleh kebutuhan akan uang untuk tiga tujuan berikut : tujuan
transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi.
Gambar 9.2
Permintaan Uang
untuk dalam Ekonomi
Grafik
Permintaan Uang
Grafik (a) menggambarkan permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga. Oleh karena ia tidak ditentukan oleh suku
bunga, maka kurva Mtp adalah tidak elastic sempurna (tegak lurus).
Kurva Msp dalam grafik (b) adalah permintaan uang untuk tujuan
spekulasi. Permintaan uang dalam masyarakat, yaitu MD, yang meliputi permintaan
uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dan spekulasi ditunjukkan dalam grafik
(c). Kurva MD diperoleh dari menjumlahkan kurva Mtp dengan kurva Msp.
Kuva MD menunjukkan bahwa pada suku bunga sebesar r0 permintaan uang
dalam perekonomian adala D0 dan pada suku bunga r1
permintaan uang dalam perekonomian adalah D1.
Gambar 9.3
Permintaan Uang,
Penawaran Uang, dan Suku Bunga
Grafik
Penawaran Uang
Dalam Gambar 9.3 ditunjukkan kurva
permintaan dan penawaran uang dalam perekonomian dan bagaimana kedua-dua factor
menentukan suku bunga. Kurva MD adalah kurva permintaan uang dan ditentukan
dengan cara seperti yang telah ditunjukkan dalam Gambar 9.2. Sedangkan kurva MS0 dan MS1
adalah kurva penawaran uang. Jumlah penawaran uang dalam suatu masa
tertentu ditentukan oleh pemerintah melalui bank sentral dan jumlahnya tetap
dalam jangka pendek. Maka kurva penawaran uang adalah tidak elastic sempurna
(tegak lurus). Perubahan dalam penawaran uang ditunjukkan oleh
pergerakan-pergerakan kurva tersebut. Pergerakan ke kiri berarti penawaran uang
turun. Dan pergerakan ke kanan berarti penawaran uang bertambah.
Grafik
Penentuan Suku Bunga
Suku bunga dalam ekonomi ditentukan oleh
keseimbangan dalam permintaan dan penawaran uang. Asumsikan pada mulanya jumlah
penawaran uang adalah MS0. Kurva ini bersilang dengan kurva MD pada
E0 dan ini berarti bahwa suku bunga adalah r0. Seterusnya
asumsikan pula penawaran uang bertambah dan menjadi MS1. Kurva ini
bersilang dengan MD di E1 dan ini berarti suku bunga turun menjadi r1.
Contoh ini menunjukkan bahwa perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan
mempengaruhi suku bunga.
2.3 Uang dan Kegiatan Ekonomi : Pandangan Keynes
Menurut pandangan
ahli-ahli ekonomi Klasik, menyatakan perubahan dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan tingkat harga, tetapi perubahan ini tidak menimbulkan
efek ke atas tingkat produksi dan kegiatan ekonomi negara. Perekonomian akan
tetap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Pandangan tersebut berbeda
dengan pandangan Keynes. Uraian ini menerangkan teori Keynes mengenai efek
penawaran uang dan perubahannya ke atas kegiatan ekonomi negara.
MEKANISME
TRANSMISI
Seperti yang telah
diterangkan, analisis Keynes berkeyakinan bahwa pengangguran selalu wujud dan
menyebabkan tingkat kegiatan dalam ekonomi belum mencapai tingkat yang
maksimum. Keadaan ini dapat diperbaiki melalui dua pendekatan atau kebijakan :
(i) menaikkan pengeluaran agregat melalui perubahan pengeluaran pemerintah dan
komponen pengeluaran agregat lain (seperti ekspor dan investasi) dan membuat
perubahan dalam system pajak pemerintah, dan (ii) menambah penawaran uang. Hal
dalam (i) telah diterangkan dalam Bab Lima. Bagian ini akan menerangkan efek
pertambahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi. Analisis Keynes
menunjukkan bahwa pertambahan penawaran uang akan dapat menambah pendapatan
nasional. Teori Keynes tidak menunjukkan
bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi tingkat harga.
Efek perubahan
penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara dapat dibedakan kepada tiga
tahap perubahan yang berikut :
i.
Perubahan dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan ke atas suku bunga.
ii.
Selanjutnya perubahan suku bunga akan
mengubah jumlah investasi.
iii.
Perubahan investasi mengubah pengeluaran
dan akhirnya pendapatan nasional.
Rangkaian
Peristiwa yang Berlaku
Rangkaian peristiwa-peristiwa yang
dinyatakan di atas dinamakan mekanisme
transmisi yakni suatu rangkaian
peristiwa yang menggambarkan efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan
ekonomi negara.
Gambar 9.4
Mekanisme
Transmisi
Mekanisme Transmisi, yang menggambarkan
efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara, ditunjukkan
dalam Gambar 9.4. Grafik (a) menggambarkan efek pertambahan penawaran uang ke
atas suku bunga. Pertambahan penawaran uang dari MS0 menjadi MS1
menyebabkan suku bunga merosot dari r0 menjadi r1. Efek
perubahan suku bunga ke atas investasi ditunjukkan dalam gambar (b). pada
ketika tingkat bunga adalah r0 tingkat investasi swasta adalah I0.
Penurunan suku bunga menjadi r1 menyebabkan investasi bertambah
menjadi I1. Ini berarti investasi bertambah sebanyak . Dalam gambar (c)
ditunjukkan efek dari pertambahan investasi ( ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional. Sebelum berlaku kenaikan investasi, pengeluaran agregat adalah AE0.
Maka pendapatan nasional adalah Y0. Kenaikan investasi sebanyak menaikkan pengeluaran agregat dari AE0
menjadi AE1. Sebagai akibatnya pendapatan nasional bertambah, dan
akan mencapai Y1. Dari uraian ini nyatalah bahwa perubahan-perubahan
dalam penawaran uang akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional. Pertambahan penawaran uang akan menambah
pendapatan nasional dan kesempatan kerja, sedangkan pengurangan penawaran uang
akan menurunkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Teori
Keuangan Keynes dan Tingkat Harga
Teori keuangan Keynes sama sekali tidak
memperhatikan efek perubahan penawaran uang kepada tingkat harga. Oleh karena
masih terdapat pengangguran, kenaikan penawaran uang dianggap hanya akan
menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat harga diasumsikan
tidak akan mengalami perubahan.
PERANGKAP
LIKUIDITAS
Perangkap
Likuiditas adalah suatu
keadaan dimana suku bunga dalam perekonomian mencapai tingkat yang sangat
rendah dan menyebabkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi menjadi elastic
sempurna. Oleh karena cirri ini maka pada suku bunga yang rendah tersebut
permintaan uang dalam perekonomian juga akan menjadi elastis sempurna.
Gambar 9.5
Perangkap
Likuiditas
KETERANGAN :
Asumsikan pada mulanya penawaran uang
adalah MS0. Pada tingkat penawaran ini, kurva permintaan uang MD (Dm)
menyilang MS0 di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa suku
bunga adalah empat persen. Asumsikan pemerintah menambah penawaran uang
sehingga menjadi MS1. Perubahan ini menyebabkan keseimbangan antara
permintaan dan penawaran uang di capai di E1 dan berarti suku bunga
adalah dua persen. Semenjak titik E1 kurva permintaan uang telah
menjadi elastic sempurna. Sebagai akibatnya, apabila penawaran uang terus
ditambah, tingkat bunga tidak akan turun
lagi. Sebagai contoh, kenaikan penawaran uang dari MS1 ke MS2
menyebabkan keseimbangan berubah dari E1 menjadi E2. Pada
keseimbangan yang baru ini suku bunga tetap sebanyak dua persen.
2.4 Efek Perubahan Penawaran Uang dalam Analisis
AD-AS
Selain menerangkan
dengan menggunakan analisis Y = AE, efek perubahan penawaran uang kepada
kegiatan ekonomi negara dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis
AD-AS. Hal tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut. Pertama sekali akan
diterangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan menggeser kurva AD. Sesudah
itu akan ditunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang mempengaruhi
keseimbangan AD-AS.
Gambar 9.6
Efek Perubahan
Penawaran Uang ke Atas Kegiatan Kurva AD
EFEK
PERUBAHAN PENAWARAN UANG KE ATAS KURVA AD
Perhatikan Gambar 9.6.
dalam grafik (a) ditunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang akan
mempengaruhi keseimbangan Y = AE dan pendapatan nasional. Pada awalnya
diasumsikan pengeluaran agregat adalah AE0 dan tingkat harga adalah
P0. Pengeluaran agregat tersebut akan menyebabkan keseimbangan
pendapatan nasional di capai di E0 dan dengan demikian pada mulanya
pendapatan nasional adalah Y0. Sesuai dengan keadaan keseimbangan
yang asal ini, dala gambar (b) ditunjukkan kurva AD yang melalui titik A yang
menggambarkan tingkat harga adalah P0 dan pendapatan nasional riil
adalah Y0.
Perubahan penawaran
uang, seperti ditunjukkan dalam analisis mengenai mekanisme transmisi, akan
mengalihkan kurva AE0. Apabila penawaran uang berkurang kurva AE0
akan bergeser ke bawah, misalnya menjadi AE1. Keseimbangan ekonomi
negara dicapai di E1 dan pendapatan nasional berkurang kepada Y1.
Perubahan ini berlaku pada tingkat harga yang tidak berubah, yaitu pada P0.
Dengan demikian, dalam analisis AD-AS, keseimbangan di E1
digambarkan oleh titik B pada grafik (b). perubahan yang sebaliknya, yaitu
apabila penawaran uang bertambah, kurva pengeluaran agregat akan ke atas,
misalnya menjadi AE2. Keseimbangan pendapatan nasional akan berubah
ke E2 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y2. Dalam
analisis AD-AS, keseimbangan ini ditunjukkan oleh titik C. Titik ini
menggambarkan sampai dimana kurva AD0 bergerak apabila penawaran
uang bertambah. Pertambahan ini menyebabkan AD0 bergeser menjadi AD2.
EFEK
PERUBAHAN PENAWARAN UANG KE ATAS KESEIMBANGAN AD-AS
Dalam analisis sebelum ini ditunjukkan
bagaimana pengurangan atau pertambahan penawaran uang akan mempengaruhi kurva
AD. Analisis di bagian ini seterusnya akan menunjukkan bagaimana kenaikan itu
mempengaruhi keseimbangan AD-AS. Dua keadaan akan ditunukkan, yakni (i) keadaan
dimana kurva AS adalah landai, dan (ii) keadaan dimana kurva AS curam.
Gambar 9.7
Pertambahan
Penawaran Uang dan Keseimbangan AD-AS
Keadaan
1 : Kurva AS Landai
Perhatikan Gambar 9.7. Perhatikan kurva
AD dan kurva AS0 yang bentuknya landai. Keseimbangan AD-AS yang asal
adalah di E. dengan demikian tingkat harga adalah P0 dan pendapatan
nasional riil Y0. Pertambahan penawaran uang mengalihkan kurva AD
menjadi AD1 dan menyebabkan keseimbangan bergeser ke E1.
Kedudukan keseimbangan ini menunjukkan tingkat harga mengalami kenaikan yang
relative kecil (dari P0 menjadi P1) dan pendapatan
nasional riil mengalami kenaikan yang relative besar (dari Y0
menjadi Y1).
Keadaan
2 : Kurva AS Curam
Sekarang perhatikan keseimbangan di
antara AD dan AS dimana kurva AD adalah seperti yang diterangkan sebelum ini, tetapi
kurva AS1 curam. Keseimbangan awal adalah pada titik E, yang juga pada
tingkat harga (P0) dan pendapatan nasional riil (Y0) yang
sama dengan pada keseimbangan pada Keadaan 1. Akan tetapi, seperti jelas
dilihat dalam Gambar 9.7, perubahan keseimbangan yang berlaku berbeda sifatnya.
Dalam Keadaan 2, harga mengalami kenaikan yang lebih tinggi (P0P2
dalam Keadaan 2 lebih besar dari P0P1 dalam Keadaan 1)
dan pendapatan nasional riil mengalami pertambahan yang lebih rendah (Y0Y1
dalam Keadaan 1 adalah lebih besar dari Y0Y2 dalam
Keadaan 2).
KESIMPULAN
: PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
Dengan menggunakan
analisis AD-AS sekrang dapatlah dibuat penilaian mengenai peranan uang dalam
kegiatan ekonomi sesuatu negara. Dalam bab ini telah menerangkan dengan lebih
terperinci dua pendapat yang dikemukakan, yaitu pandangan golongan Klasik
(teori kuantitas) dan pandangan golongan Keynesian (analisis mekanisme
transmisi).
Setelah kedua pandangan
tersebut dikemukakan, Milton Friedman—pelopor golongan Monetaris, mengemukakan
pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan pandangan teori kuantitas,
tetapi pada waktu yang sama mempertimbangkan pandangan Keynes. Teori Friedman
berpendapat bahwa pertambahan penawaran uang dapat menimbulkan kenaikan harga
maupun kenaikan pendapatan nasional riil. Analisis AD-AS dapat membantu
memahami pandangan Friedman tersebut. Dari gambaran dalam analisis Keadaan 1
dan Keadaan 2 dapat disimpulkan bahwa sampai dimana penawaran uang akan
menimbulkan perubahan ke atas tingkat harga dan pendapatan nasional riil sangat
tergantung kepada bentuk kurva AS. Apabila kurva AS landai, yang berlaku
apabila dalam ekonomi terdapat banyak pengangguran, pendapatan nasional
cenderung akan mengalami tingkat pertambahan yang tinggi. Sebaliknya, apabila
pengangguran rendah dari kesempatan kerja penuh tercapai, pertambahan penawaran
uang akan menimbulkan inflasi yang lebih cepat dan kenaikan yang relative kecil
ke atas pendapatan nasional riil.
Menurut analisis AD-AS
seterusnya dapat dibuktikan bahwa pandangan golongan Klasik dan Keynes tidak
sepenuhnya benar. Pandangan Klasik kurang tepat karena (i) kesempatan kerja
penuh tidak selalu tercapai oleh sebab itu T tidak berubah, dan (ii) kenaikan
harga yang mungkin berlaku tidaklah sebesar seperti yang diramalkan oleh teori
kuantitas, yaitu kenaikan harga adalah sama tingkat kelajuannya dengan
pertambahan penawaran uang. Sedangkan
kelemahan teori Keynes adalah : analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan
penawaran uang ke atas tingkat harga.
2.5 Kebijakan
Moneter dan Kegiatan Ekonomi
Kebijakan moneter dapat
dibedakan kepada dua golongan : Kebijakan
Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang
tujuan utamanya adalah mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam
perekonomian. Dalam masa deflasi penawaran uang perlu ditambah. Langkah ini
akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan
perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih
tinggi dan pengangguran berkurang. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat
adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian. Oleh
sebab itu pengeluaran agregat perlulah dikurangi melalui pengurangan dalam
penawaran uang dan kenaikan suku bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan
pengeluaran agregat sehingga terdapat keseimbangan diantara pengeluaran dalam ekonomi
dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan moneter
kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi
bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.
Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi
perkembangan penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman
yang diberikan institusi keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakkan
pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.
KEBIJAKAN
MONETER KUANTITATIF
Kebijakan moneter yang
bersifat kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu :
i.
Melakukan jual beli surat-surat berharga
di dalam pasar uang dan pasaran modal. Langkah ini dinamakan operasi
pasar terbuka.
ii.
Membuat perubahan ke atas suku diskonto
dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan.
iii.
Membuat perubahan ke atas cadangan
minimum yang harus disimpan oleh bank-bank perdagangan.
Operasi
Pasar Terbuka
Yakni langkah melakukan
jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal.
Mengubah
Suku Bunga dan Suku Diskonto
Dalam menjalankan
tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank perdagangan, bank sentral harus
memastikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada system bank.
Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank-bank
perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang dikeluarkan
nasabah-nasabahnya. Untuk mencapai tujuan ini ada dua langkah yang dapat
dilakukan oleh bank sentral. Yang pertama adalah dengan membuat
pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak dan jenis
investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dan yang kedua
adalah dengan member pinjaman kepada bank-bank yang menghadapi masalah dalam
cadangannya, yaitu cadangannya adalah kurang dari cadangan minimum yang
ditetapkan oleh peraturan.
Didalam membantu
bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh bank
sentral : (i) dengan memberikan pinjaman atau (ii) dengan membeli surat-surat
berharga tertentu yang dimiliki oleh bank perdagangan yang memerlukan bantuan.
Dalam melakukan pembelian surat-surat berharga, bank sentral hanya menerima
surat-surat berharga yang mudah tunai seperti Sertifikat Bank Indonesia.
Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-surat berharga seperti itu kepada
bank sentral, maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat berharga.
Didalam member pinjaman, bank sentral akan menetapkan suku bunga yang harus
dibayar oleh bank-bank perdagangan atas pinjaman yang diterimanya. Juga bank
sentral akan menerapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau
surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral.
Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau
suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral
sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk mendiskontokan surat-surat
berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai suatu alat untuk
mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan
dimana kegiatan ekonomi berada dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja
yang tinggi, bank sentral dapat mempertinggi kegiatan ekonomi dengan menurunkan
suku diskonto. Dengan penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh
bank-bank perdagangan untuk meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini
akan menggalakkan mereka untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya,
apabila bank sentral ingin mengurangi kegiatan ekonomi yang sudah mencapai
tingkat yang terlalu tinggo, suku diskonto perlu dinaikkan. Kenaikan suku
diskonto ini akan mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku bunga ke atas
pinjaman-pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya para pengusaha enggan
membuat pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang telah membuat pinjaman akan
mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu. Pada akhirnya kegiatan
ekonomi negara akan menurun.
Mengubah
Tingkat Cadangan Umum
Kesuksesan kedua jenis
kebijakan moneter yang baru dibicarakan di atas sangat tergantung kepada apakah
kebanyakan bank perdagangan mempunyai kelebihan cadangan atau tidak. Apabila
kelebihan cadangan terdapat dalam kebanyakan bank perdagangan, kedua-dua
tindakan di atas tidak dapat digunakan untuk membuat perubahan-perubahan dalam
penawaran uang. Dengan adanya kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka dan
mengubah suku diskonto tidak mewujudkan efek yang diharapkan. Apabila kelebihan
cadangan banyak terdapat di bank-bank perdagangan, didalam mempengaruhi
penawaran uang, langkah bank sentral yang paling efektif adalah dengan mengubah
tinkat cadangan minimum.
KEBIJAKAN
MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter yang
bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yakni :
i.
Pengawalan pinjaman secara terpilih.
Kebijakan ini dilakukan dengan menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus
dikurangi atau digalakkan.
ii.
Pembujukan moral. Dalam melaksanakan
kebijakan ini bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank
perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu.
EFEK
KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
Untuk melengkapi uraian
mengenai kebijakan moneter, ada baiknya apabila ditunjukkan bagaimana kebijakan
moneter yang bersifat kuantitatif akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi.
Pada mulanya dimisalkan perekonomian menghadapi masalah kemunduran ekonomi dan
pengangguran meningkat. Untuk mengatasi masalah ini bank sentral berusaha
menambah penawaran uang dan menurunkan suku bunga. Telah diterangkan bahwa
apabila penawaran uang bertambah, tingkat bunga akan turun, investasi akan
meningkat, dan sebagai akibatnya pengeluaran agregat juga akan meningkat.
Perubahan ini akan menimbulkan kurva AE ke atas dan kurva AD ke kanan. Efek
dari perubahan ini kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat harga akan
meningkat. Efek ini dapat dilihat pada Gambar 9.8 berikut.
Gambar 9.8
Efek Kebijakan
Moneter ke Atas Keseimbangan AD-AS
KETERANGAN :
Grafik (a) menunjukkan
efek kebijakan moneter dalam analisis pengeluaran agregat-penawaran agregat (Y
= AE). Pengeluaran agregat pada ketika ekonomi mengalami kemunduran adalah AE0
dan dengan demikian keseimbangan yang asal dicapai di E0 dan
pendapatan nasional adalah Y0. Kebijakan moneter akan menambah
pengeluaran agregat dan perubahan ini ditunjukkan oleh perubahan AE0
menjadi AE1 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1.
Pertambahan pendapatan nasional ini akan menambah kesempatan kerja dan
mengurangi pengangguran.
Efek kebijakan moneter
dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis AD-AS, seperti ditunjukkan
dalam grafik (b). Keseimbangan asal—yaitu pada ketika perekonomian sedang
mengalami kemunduran, dicapai di E0, yaitu titik persilangan di
antara AD0 dan AS. Keseimbangan ini adalah sama dengan keseimbangan
asal dalam analisis Y = AE. Maka harga pada keseimbangan asal ini adalah P0.
Oleh karena kebijakan moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0
menjadi AE1 dan menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1,
maka kurva AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui
titik E1 dimana E0E1 = Y0Y1.
Kurva AD1 memotong kurva AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan
AD-AS yang baru efek dari melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan yang
baru ini menunjukkan pendapatan nasional riil hanya meningkat dari Y0
menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1.
Mengapakah dalam analisis AD-AS pada keseimbangan yang baru pendapatan nasional
riil lebih rendah dari Y1 ? Hal itu bersumber dari efek berikut : Pertambahan pengeluaran agregat dari AE0
menjadi AE1 akan meningkatkan harga-harga dan ini mengurangi
pendapatan nasional riil dan pengeluaran agregat riil, yaitu hanya mencapai Y2.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan
sebelumnya, kami mengambil kesimpulan bahwa perkembangan ekonomi yang semakin
maju mengakibatkan masalah- masalah dan kegiatan dalam perekonomian pun semakin
kompleks. Sehingga teori yang ada sebelumnya tidak dapat mejelaskan beberapa
masalah yang terjadi dalam perekonomian. Seperti teori ekonomi klasik yang
tidak bisa menjawab beberapa masalah dalam perekonomian karena teori ini mempunyai
fokus pembahasan terhadap analisis perilaku individu (produsen dan konsumen)
dalam rangka mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya teori ini identik dengan
teori ekonomi mikro. Akibatnya banyak para ahli ekonomi yang membuat teori baru
untuk mencoba menjelaskan tentang beberapa masalah perekonomian yang tidak bisa
dijelaskan oleh teori sebelumnya. Salah satunya munculnya teori ekonomi makro
(John Maynard Keynes) yang mencoba menjawab pertanyaan tentang beberapa masalah
dalam perekonomian yang tidak bisa dijelaskan dalam teori sebelumnya (teori
ekonomi klasik).